Di Tengah Pandemi Covid-19, Omzet Penampung Uang Rusak Meningkat Dua Kali Lipat

- 22 Oktober 2020, 06:55 WIB
Pengumpul uang rusak sedang melakukan transaksi.
Pengumpul uang rusak sedang melakukan transaksi. /Antara

DESKJABAR - Di tengah pandemi Covid-19, omzet pendapatan penampung uang rusak di Kabupaten Lebak, Banten meningkat dua kali lipat, sehingga mampu menghidupi ekonomi keluarga.

Omzet pendapatan dua kali lipat itu, kini bisa menghasilkan Rp225 ribu dari sebelumnya Rp75 ribu per hari.

"Sejak pandemi Covid-19, Kami bisa menghasilkan dua kali lipat dibandingkan biasanya," kata Saripudin, seorang penampung uang rusak, di Lebak, Rabu 21 Oktober 2020.

Baca Juga: Bayern Munich vs Atletico Madrid, Die Roten Langsung Tancap Gas

Untuk mendapatkan uang rusak itu, Saripudin, berkeliling masuk kampung keluar kampung hingga 20 kilometer berjalan kaki tiap hari.

Selama berkeliling kampung itu, Dia menawarkan pada warga yang memiliki uang rusak, seperti sobek, hilang warna, dan lusuh, sehingga bisa dibelinya.

"Kami hari ini menampung uang rusak sebesar Rp750 ribu dengan meraup keuntungan sekitar 30 persen atau Rp220 ribu," katanya menjelaskan.

Baca Juga: Ketua Harian Gugus Tugas Ancam Tindak Tegas Tempat Hiburan Yang Tak Mematuhi Protokol Kesehatan

Menurut dia, penampungan penjualan uang rusak rata-rata keuntungannya mencapai 30 persen dari nilai total uang rusak.

Dikutip DeskJabar dari Antara, apabila menampung uang rusak sebesar Rp1 juta, maka dijual ke bandar di Kota Serang bisa menghasilkan Rp300 ribu.

Selama ini, penampungan uang rusak dari warga cukup banyak, mulai uang kisaran pecahan Rp2.000 sampai Rp100 ribu.

Baca Juga: Ajax vs Liverpool, Fabinho Selamatkan Liverpool Dari Kebobolan Untuk Mengamankan Kemenangan

Pekerjaan yang digeluti 10 tahun itu, kata dia, kerapkali menerima uang palsu karena tidak memiliki alat deteksi keaslian uang tersebut.

"Kami sekarang penuh hati-hati jika menampung uang rusak itu, karena khawatir tertipu," katanya menjelaskan.

Begitu juga Sam'un, seorang penampung uang rusak, mengaku bahwa dirinya kini bisa menghasilkan dua kali lipat keuntungan selama masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Zombie Detective Sebentar Lagi Tamat, Inilah Kisah Seru Mayat Hidup Berburu Penjahat

Kebanyakan uang yang ditampung itu dalam kondisi rusak dan lusuh, bahkan uang sobek dengan setengah kertas.

"Kami membeli uang rusak pecahan Rp100 ribu ditampung harga Rp70 ribu," katanya menegaskan.

Dia mengatakan, bandar penerima uang rusak itu berada di Pasar Lama, Kota Serang dan mereka setiap hari membelinya dari penampung keliling.

Baca Juga: Liga Champion, Pique Sengaja Dapat Kartu Merah Agar Tak Ketemu Ronaldo?

Penampung uang rusak keliling tersebar di Provinsi Banten dan bandar yang menerima uang rusak kembali dijual ke Bank Indonesia.

"Kami sebagai penampung uang rusak keliling sudah 15 tahun dan bisa menyekolahkan anak," kata warga Serang sambil berkeliling di Rangkasbitung.

Udin, seorang warga Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya merasa terbantu adanya penampung uang rusak yang datang ke rumah, sehingga bisa membeli bahan pokok. ***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x