Bantuan Sosial Beras, Penggilingan Padi Banyak Peroleh Pesanan Kemasan 5 kg.

- 20 Oktober 2020, 08:02 WIB
Beras ukuran 5 kg asal Subang.
Beras ukuran 5 kg asal Subang. /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR - Sejumlah usaha penggilingan padi di Jawa Barat memperoleh banyak pesanan beras kemasan 5 kg untuk bantuan sosial beras, yang akan disalurkan pemerintah pada bulan Oktober 2020 ini.

Sekretaris Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Wilayah Jawa Barat, Muchlis Anwar, kepada DeskJabar, Selasa, 20 Oktober 2020, menyebutkan, pesanan tersebut dilakukan oleh sejumlah bandar untuk beras kemasan 5 kg. Mereka dapat  mensuplai kepada para pemenang lelang untuk pengadaan bantuan sosial beras dengan beberapa Item sembako lainnya.

Diketahui, Kementerian Sosial mempercepat dan meningkatkan penyaluran Bantuan Sosial Beras (BSB) tahap III untuk mencapai target realisasi 100 persen pada Oktober 2020. Untuk Jawa Barat, ditargetkan dapat mencapai 80 persen.

Menurut Muchlis Anwar, diketahui bantuan social beras Provinsi Jawa Barat tahap 3 dengan nilai Rp 500 ribu/KPM, dalam sembako senilai Rp 250 ribu dan uang tunai Rp 250 ribu. Dalam paket sembako itu, termasuk didalamnya beras 5 Kg.

Adapun komoditi yang diberikan, katanya, adalah beras kualitas premium sebanyak 5 kg, minyak goreng dalam kemasan botol 1 liter, kornet dua kaleng, sarden kecil dan besar tiga kaleng, 1 kg gula pasir, susu kemasan lima kotak, satu paket vitamin C, empat buah masker, serta goody bag yang berfungsi menyimpan seluruh komoditas.

“Tampaknya, tidak terpengaruh terhadap usaha perberasan, bahkan akan berpengaruh terhadap serapan gabah petani. Sebab,  turunnya bantuan sosial dari pemerintah pusat dalam bentuk cash money,” ujar Muchlis Anwar.

Soal mata rantainya, disebutkan, untuk pengadaan berasnya dilakukan oleh pihak ketiga. Ini bias dilakukan oleh badan usaha milik daerah atau badan usaha milik negara. Mereka disuplai oleh bandar/pemain besar yang berkerjasama dengan penggilingan siap mengadakan beras sesuai standar yang diminta oleh pihak penyedia bansos tersebut. 

Baca Juga: Bantuan Sosial Beras untuk Jawa Barat Dipercepat

Sehari sebelumnya, pada Senin, 19 Oktober 2020.  Institut Pertanian Bogor (IPB) University mengajak masyarakat di Indonesia agar melakukan "revolusi meja makan" guna mengantisipasi kelangkaan pangan akibat pandemi Covid-19.


"Strategi revolusi meja makan untuk menguatkan pangan lokal di lingkungan masyarakat," kata dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) Fakultas Pertanian (Faperta) Prof Dr Edi Santosa melalui keterangan tertulis yang diterima Antara, di Jakarta, Senin.

Cara pertama adalah membangun memori individual dan memori kolektif. Memori individual dibangun dari kebiasaan makan sehari-hari, misalnya saat kecil dulu pernah makan nasi jagung, papeda, sup bubur garut dan lainnya.

Meskipun saat ini ketersediaan pangan masih cukup untuk masyarakat, isu kelangkaan pangan harus disikapi dengan serius oleh berbagai pihak. Perlu adanya upaya strategis untuk menghindari kelangkaan bahan makanan selama masa pandemi.

"Meskipun tidak banyak keluhan yang beredar di masyarakat, kebutuhan pangan selama masa pandemi harus dipersiapkan dengan baik," katanya. ***

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x