Harga Gula Kelapa Turun Drastis, Ketua AGKP : Apa Mungkin Terjerat Praktek Ijon ?

- 23 Februari 2021, 16:02 WIB
Penyadap gula kelapa saat sedang memasang tempat dimanggar kelapa, mereka bila memasang pagi hari sorenya diambil.
Penyadap gula kelapa saat sedang memasang tempat dimanggar kelapa, mereka bila memasang pagi hari sorenya diambil. /Muslih Suprianto/DeskJabar/
 
 
 
DESK JABAR - Hampir semua petani gula atau penyadap nira kelapa dan gula merah di Kabupaten Pangandaran mengeluh. Hal tersebut diakibatkan sekarang ini harga gula kelapa turun drastis dari Rp10.000,- kini anjlok menjadi Rp8.600,- per kilogram
 
Ketua Asosiasi Gula Kelapa Priangan Timur, Joane Irwan Suwarsa mengatakan, setelah mendapat informasi atau harga gula kelapa yang dikeluhkan para sebagian petani, dirinya mengaku kaget dengan anjloknya harga gula kelapa di tingkat petani. 
 
"Untuk pengusaha sendiri masih membeli gula kelapa tersebut Rp10.400 per kilogram," ungkap Joane, Selasa, 23 Februari 2021.
 
 
Joane tidak menyangka kalau di lapangan harga gula jatuh sangat drastis. Pihaknya mengetahui hal ini akan melakukan penelusuran ke lapangan. Dirinya menganggap ada yang tidak beres dilapangan atau tingkat pengepul petani gula dan bisa juga perajin gula tersebut terjerat adanya praktek ijon.
 
"Saya tidak menyangka harga gula anjlok, apa mungkin terjerat praktek ijon jadi posisi tawarnya lemah," katanya.
 
Sebenarnya ada aturan tak resmi di kalangan perajin gula merah yaitu menurut aturan yang berlaku harga jual gula merah itu, harus sebanding dengan harga beras.
 
 
"Peraturan tradisionalnya harga sebanding beras kualitas medium," ucap Joane yang juga sebagai Ketua BPC HIPMI Pangandaran
 
Penjualan gula ini sebelum sampai ke tingkat pengusaha, jenjang distribusi gula dari perajin memang melalui satu atau dua orang pengepul, terutama bagi perajin yang tinggal di pelosok.
 
"Dari perajin melalui dua pengepul khususnya yang di pelosok," ujarnya.
 
 
Menurut Joane, belakangan ini terjadi penurunan permintaan gula kelapa dari sektor industri, terutama pabrik kecap. Dari sana ada penurunan permintaan dari industri, karena konsumen gula terbesar itu sektor industri.
 
Hampir sekitar 80 persen pasar gula kelapa, masuk ke pabrik-pabrik. Ketika terjadi penurunan produksi kecap, maka terjadi penumpukan gula. Seharusnya penurunan harga masih wajar, tak sampai Rp 8.600 per kilogram.
 
"Jadi sementara produksi gula itu setiap hari rutin ada, ya jelas secara otomatis harganya turun," tuturnya.
 
 
Sementara itu salah satu perajin gula kelapa asal Cijulang Pipih (40) mengatakan harga gula saat ini di kisaran Rp 8.600 hingga Rp 8.900 per kilogram. 
 
"Kemarin saya jual masih Rp 8.900, namun hari ini turun lagi. Tadi saya jual cuma Rp.8.600," katanya.
 
Dirinya mengeluh karena harga jual tersebut tidak sebanding dengan biaya produksi yang mulai naik.  "Harga kayu bakar saja saat ini sudah naik, rugi jadinya, boro-boro untung," ungkapnya.
 
Dirinya menambahkan, ironisnya mereka para perajin gula kelapa tak bisa berbuat banyak karena harga ditentukan pengepul. "Kami sudah pinjam uang ke pengepul, jadi tidak bisa apa-apa," katan Pipih.***
 

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x