Pemkot Bandung Membantu Pasarkan Produk UMKM Saat Pandemi Covid-19

- 26 Januari 2021, 21:12 WIB
/Antara

DESKJABAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mewacanakan pemberian bantuan berupa pemasaran produk kerajinan tangan atau kriya dari para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Wacana ini muncul sebab di masa pandemi Covid-19, para pelaku UMKM cukup kesulitan untuk memasarkan produk, sehingga Pemkot Bandung ingin menyerap aspirasi dari para pelaku UMKM tersebut.

"Tadi kita diskusi menanyakan apa kesulitannya saat ini. Mudah-mudahan kalau teman-teman UMKM ini punya kesulitan, barangkali Dinas terkait bisa bantu," kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 26 Januari 2021.

Baca Juga: BWF World Tour Final 2020, Praveen Jordan-Melati Daeva Oktavianti Diharapkan Bisa Lewati Penyisihan Grup

Menurut Yana, salah satu faktor turunnya konsumsi produk UMKM itu karena terkendala pemasaran, sehingga pengadaan pasar kreatif bisa menjadi solusi yang dikedepankan.

"Tadi disampaikan oleh Bu Teti (Owner T&T Pernique Craft) kendalanya juga pemasaran. Jadi seperti Pasar Kreatif yang digelar Dinas terkait itu sangat membantu untuk mengenalkan produk," kata Yana, dikutip DeskJabar dari Antara.

Ia juga mendorong para pelaku UMKM itu agar meningkatkan inovasi, kreasi, dan semangat produksi.

Sulit menjual

Sementara itu, salah seorang pelaku UMKM Firman Hamzah mengaku kesulitan menjual produk buatannya, seperti sepatu, dompet, dan sabuk ukiran dengan cara online dari media sosial dan e-commerce.

Baca Juga: Empat Anak-anak Pengeroyok Anggota TNI Dituntut Penjara 7,6 tahun

"Kendala saat ini itu pemasaran, sepi. Kalau handcraft itu terbantu pameran untuk meningkatkan penjualan. Pas pandemi itu tidak ada (pameran) jadi menurun," kata Firman.

Pemilik UMKM Cabaco Handicraft itu mengatakan sebelum pandemi COVID-19, ia sempat memproduksi sepatu untuk dijadikan stok.

Namun ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan selama beberapa kali pada tahun 2020, produksi sepatu itu terpaksa dihentikan.

"Jadi pas itu (PSBB) kita hanya jual yang stok aja, produksi sebelum pandemi. Dari situ terasa sekali penurunan penjualan. Sehari kadang satu, bahkan kadang tidak ada," kata dia.

Baca Juga: Masyarakat Jawa Timur Menjadi Contoh Ketidakperdulian Protokol Kesehatan Semasa Pandemi Covid-19

Selain Firman, Teti Herlina yang juga pelaku UMKM mengaku terpaksa menghentikan tiga pegawainya karena turunnya angka produksi.

Saat ini, Teti sebagai pemilik UMKM T&T Pernique Craft memutuskan untuk memanggil teman sesama pelaku UMKM untuk membantu proses produksi. Ia pun mengaku kendala utama penurunan produksi adalah minimnya sarana pemasaran.

"Karena dulu biasanya kita berkegiatan dari pameran ke pameran. Sekarang mal juga dibatasi, otomatis tidak mengadakan pameran," kata Teti. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x