Sehari Jelang Joe Biden Dilantik, Harga Dolar dan Emas Melonjak

- 19 Januari 2021, 10:10 WIB
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (18/1/2021.
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (18/1/2021. /GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO

DESKJABAR - Harga emas 24 karat kembali mengalami kenaikan, dimana pada Selasa, 18 Januari 2021, naik Rp 8.000/gram menjadi seharga Rp 944.000/gram. 

Dikutip DeskJabar dari PT Aneka Tambang, Selasa, 19 Januari 2021, kenaikan harga emas tersebut juga terjadi pada buyback, yang naik Rp 10.000/gram menjadi Rp 831.000/gram.  

Kenaikan harga emas tersebut, bersamaan dengan kenaikan nilai tukar mata uang Dolar AS sekitar tertinggi dalam hampir satu bulan di perdagangan Asia pada Selasa pagi.

Kondisi demikian, terjadi saat pedagang mengharapkan calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen untuk menegaskan komitmen yang lebih tradisional untuk nilai mata uang yang ditetapkan pasar ketika dia bersaksi di Capitol Hill nanti.

Baca Juga: Banyak Berdampak, Kenaikan Tarif Jalan Tol Agar Dikaji Kembali

Dikutip DeskJabar dari Antara, pilihan Presiden terpilih Joe Biden untuk memimpin Departemen Keuangan siap untuk mengatakan Amerika Serikat "tidak mencari mata uang yang lebih lemah guna mendapatkan keuntungan kompetitif", kembali ke postur yang lebih tradisional setelah Presiden Donald Trump yang segera berakhir masa jabatannya sering mencerca kekuatan dolar.

Biden akan dilantik pada Rabu, 20 Januari 2021 besok.

Greenback telah memulai tahun ini dengan reli hampir dua persen terhadap mata uang utama lainnya, didukung oleh kenaikan imbal hasil surat utang negara AS sebagai tanggapan atas rencana Biden untuk paket bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS.

Baca Juga: Pengusaha Properti Surabaya Menangkan Gugatan 1,1 Ton Emas, Inilah Sosoknya

Mata uang safe-haven itu telah jatuh hampir tujuh persen tahun lalu di tengah ekspektasi kebijakan moneter AS akan tetap sangat longgar dan di tengah harapan pemulihan global pasca pandemi.

Greenback juga telah terbantu baru-baru ini oleh pembatalan taruhan bearish, dengan data menunjukkan bahwa hedge fund menumpuk posisi jangka pendek bersih terbesar sejak Mei 2011 di pekan yang berakhir 12 Januari. Posisi besar tersebut menunjukkan bahwa pedagang akan relatif lebih cenderung untuk mengurangi posisi mereka daripada menambah taruhan yang sudah besar.

Namun, banyak analis masih memperkirakan mata uang tersebut pada akhirnya melanjutkan pergerakannya lebih rendah selama 2021.

Baca Juga: Kabar Baik, Sarhunta Dukung Ajang MotoGP Mandalika

Prospek ekonomi yang membaik di bawah pengeluaran fiskal yang meningkat dan vaksinasi yang dipercepat, bersama dengan kebijakan moneter yang sangat longgar, akan membatalkan segala upaya untuk reli yang lebih berkelanjutan, tulis analis Commonwealth Bank of Australia, Kim Mundy dalam sebuah catatan.

"Kenaikan dolar AS lebih lanjut minggu ini akan ditahan," katanya.

Indeks dolar turun 0,1 persen menjadi 90,690 pada awal perdagangan Asia, setelah naik tipis ke level 90,94 semalam untuk pertama kalinya sejak 21 Desember. Perdagangan melemah dengan pasar AS ditutup untuk Hari Martin Luther King Jr. pada Senin (18/1/2021).

Baca Juga: Kasus Bumi Perkemahan Ilegal di Gunung Guntur, Mantan Kadispora Garut Kembali Ditahan

Dolar sedikit berubah pada 103,72 yen, berkonsolidasi dalam kisaran sempit setelah mencapai tertinggi satu bulan di 104,40 yen pekan lalu.

Euro menguat 0,1 persen menjadi 1,20855 dolar setelah turun ke 1,2054 dolar pada Senin (18/1/2021)untuk pertama kalinya sejak 2 Desember. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA Antam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x